Kemarin aku bernostalgia dengan membuat makanan ini. Dulu nyai & mami sering banget bikin buat papi-ku yang sama sekali nggak doyan santan. Jangan harap nemu kolak di rumahku saat berbuka puasa, paling-paling juga makanan ini.
Namanya Pajak Kubak (baca huruf 'k' yang terakhir seperti baca 'bapak'). Bahasa asli daerah kami di Sum-Sel. Pajak/paja' artinya Rebus, sedangkan Kubak/kuba' artinya Kupas. Memang bikinnya sesimpel namanya kok, pisang dikupas trus direbus. Tapi yang menggemarinya bukan cuma Papi-ku, tapi seantero rumah. Untung bikinnya gampang, jadi kalo kangen rumah tinggal pajak-kubak aja. Bahannya cuma
- pisang kepok
- air
- gula
- daun pandan
Udah itu aja, air + daun pandan direbus mendidih, cemplungin pisang yang udah dikupas dan dipotong-potong, masukkan gula sesukanya, didihkan lagi. Nanti bakal nemuin rasa kuah yang khas, rasa air pisang ;-). Dimakan hangat-hangat pas lagi mendung, oke banget. Atau dimakan setelah didinginkan dikulkas, seru juga!
No comments:
Post a Comment